Orang yang memahami indahnya bulan Ramadhan tentu akan merasa sangat gembira ketika bulan yang penuh berkah itu tiba dan akan sangat sedih ketika berakhir.
Di sepanjang bulan Ramadhan umat Islam cenderung bersemangat melakukan kebaikan. Selain puasa, mereka juga menjalankan kegiatan ibadah lainnya seperti bersedekah, tadarus al-Quran, iktikaf dan lainnya. Masjid-masjid penuh. Kajian-kajian Islam dilaksanakan di mana-mana. Hal ini karena memang Allah Swt. menjanjikan pahala yang berlipat selama bulan Ramadhan. Dalam bulan Ramadhan, Allah yang Maha Pemurah menjadi lebih pemurah lagi.
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah Allah Swt. membuka peluang lebar-lebar bagi kita untuk membersihkan dosa dan kesalahan yang selama ini dilakukan. Syaratnya, kita melaksanakan puasa Ramadhan dengan landasan iman dan ikhlas serta tidak melakukan dosa-dosa besar. Tentang hal ini, Nabi saw. Menyatakan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan ikhlas, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Ahmad).
Bulan Ramadhan disebut juga bulan riyâdhah. Selama sebulan ini umat Islam terus-menerus ditempa jiwa dan karakternya untuk menjadi peribadi yang mulia, yakni peribadi yang memiliki kemahuan untuk taat dan optimisme hidup, karena senantiasa dalam ampunan Allah dan juga sesungguhnya kemahuan untuk meraih kejayaan. Agar suasana Ramadhan tetap terjaga tidak berlalu begitu saja, maka suasana dan semangat ibadah harus terus dipelihara. Aktiviti yang boleh dilakukan selepas Ramadhan bersama keluarga, agar semangat ibadah dan suasana Ramadahn tetap terjaga, antara lain adalah:
- 1. Membiasakan shalat berjamaah di masjid.
Selama bulan Ramadhan hampir setiap masjid dipenuhi dengan jamaah. Apalagi pada awal bulan Ramadhan. Tidak hanya shalat tarawih, tetapi juga shalat wajib lima waktu. Kajian keagamaan juga diselenggarakan saat istirahat siang yang di luar bulan Ramadhan biasanya digunakan untuk istirahat dan makan siang. Selepas Ramadhan suasana seperti ini seharusnya harus terus dijaga, bukan ditinggalkan tetapi semakin perlu ditingkatkan. Masjid menjadi tempat yang sangat baik untuk anak belajar mengenal banyak hal tentang hidup bermasyarakat. Di antaranya adalah tatacara untuk memasuki masjid, adab duduk di masjid, menjaga kebersihan masjid, tenang di dalamnya serta khusyuk dalam melaksanakan shalat. Seringnya anak ke masjid akan mendorong hatinya untuk menyatu dan terpaut dengan masjid.
2. Membiasakan puasa sunat Isnin - Khamis.
Puasa adalah ibadah terpenting selama bulan Ramadhan yang tidak boleh ditinggalkan kecuali ada uzur syar‘i. Sebulan berpuasa rasanya cukup untuk melatih diri sekaligus menjaga kesihatan. Dilihat dari sudut keishatan, ternyata tubuh kita juga perlukan istirehat. Ternyata banyak penyakit yang berkembang saat ini banyak disebabkan karena pola atau perilaku makan yang tidak sihat dan seimbang. Selepas Ramadhan, akan sangat bagus jika dilanjutkan dengan puasa 6 hari pada bulan Syawal, kemudian dirangkai dengan puasa sunat Isnin-Khamis.
3. Membiasakan solat malam.
Solat sunat yang selama bulan Ramadhan dijalankan penuh dengan terawih di masjid, sejatinya cukup untuk melatih di hari berikutnya dengan solat tahajud. Apakah mungkin melatih anak-anak untuk bangun di tengah malam solat tahajud? Mengapa tidak. Sesungguhnya melatih anak-anak untuk menghidupkan sebagian malam dengan solat tahajud adalah sangat baik. Apalagi setelah puasa berlalu anak-anak sudah terbiasa bangun untuk makan sahur. Para ulama memandang bahwa solat malam dapat membantu seseorang dalam memikul tugas-tugasnya yang berat, mempersiapkan berkorban, melatih kesabaran, konsisten dan menumbuhkan sikap istiqamah dalam berdakwah. Untuk memotivasi anak agar mudah bangun pada malam hari untuk solat, ceritakan kepada mereka pahala solat ketika orang lain sedang tidur. Jelaskan tentang keutamaan menghidupkan malam sebagai pengabdian dan ketaatan kepada Allah Swt.
4. Membiasakan bersedekah.
Bulan Ramadhan biasanya dijadikan juga sebagai bulan untuk banyak bersedekah, baik melalui infak ataupun zakat (fitrah dan mal). Sesungguhnya kebiasaan ini harus terus dijaga karena orang yang memerlukan huluran tangan tidak hanya pada bulan Ramadhan. Bersedekah merupakan pemberian dari seorang Muslim secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi waktu dan jumlah. Dari segi bentuknya, sedekah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk wang, tetapi sejumlah amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim. Bersedekah pada bulan Ramadhan mempunyai nilai pahala yang sangat tinggi. Kata Nabi saw. (yang artinya): Seutama-utama sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan. (HR at-Tirmidzi).
Bersedekah, selain merupakan cabang ibadah, juga boleh digunakan untuk melatih sikap simpati anak pada orang lain. Simpati bererti menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Rasa simpati pada anak harus diasah. Banyak segi positif jika kita mengajari anak bersimpati. Mereka tidak akan agresif; mereka akan senang membantu orang lain. Rasulullah pun sangat menekankan pentingnya mengembangkan sikap simpati ini. Gambaran orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan saling bersimpati di antara sesama mereka adalah laksana satu tubuh; jika ada sebagian dari anggota tubuh yang sakit maka seluruh anggota tubuh akan ikut merasakan sakit.
Melatih anak bersimpati bisa dimulai sejak anak usia 2 tahun, saat mereka sudah mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Biasanya dari hal-hal yang sederhana. Contoh, ketika anak sedang makan dan di sampingnya ada orang, maka ajarilah anak untuk menawarkan makanannya. Dengan begitu anak terbiasa berkongsi makanan dan peduli pada orang lain. Agar anak-anak gemar bersedekah sebagai wujud rasa simpatinya kepada orang lain, anak dapat dimotivasi melalui hadis dan ayat-ayat yang berbicara tentang sedekah, cerita-cerita sahabat Rasulullah yang gemar menafkahkan hartanya, atau dengan memberikan contoh langsung kepada mereka.
5. Membiasakan bertadarrus al-Quran.
Selain puasa, tadarus al-Quran juga merupakan ibadah yang rutin dilaksanakan sepanjang bulan Ramadhan. Bahkan akhir Ramadhan biasanya dijadikan sebagai waktu untuk khatam al-Quran. Kalau pada bulan Ramadhan sehari bisa bertadarus sebanyak 1 juz, mestinya begitu juga setelah Ramadhan. Semangat mengkhatamkan al-Quran selama 1 bulan sudah semestinya harus dijaga. Lakukan bersama anak-anak yang sudah lancar membaca. Sertai juga dengan mengkajinya beberapa ayat agar terjadi peningkatan pemahaman. Betapa Islam memberikan penghargaan yang luar biasa untuk orang yang belajar al-Quran.
Kepada anak, bimbing dan doronglah agar terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. Ibubapa perlu menjadi contoh. Jadikanlah membaca al-Quran, utamanya di pagi hari usai shalat subuh atau usai shalat maghrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Kepada anak-anak yang belum bisa membaca, ajaklah untuk bersama-sama mendengarkan abang dan kakak yang sedang membaca al-Quran. Orangtua wajib mengajarkan kaedah-kaedah dan adab membaca al-Quran. Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orangtua. Ketika satu membaca, yang lain menyemaknya. Jika anak salah membaca, yang lain boleh membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran sehingga berkah.
6. Melanjutkan semangat syiar Ramadhan dengan berdakwah.
Ramadhan sinonim dengan ketakwaan. Ketakwaan bermakna ketaatan kepada ketentuan-ketentuan Allah dalam segala aspek. Inti dari takwa sejatinya adalah kesediaan seorang Muslim untuk tunduk dan patuh pada hukum Allah; meninggalkan yang dilarang dan melakukan yang diperintahkan. Selama bulan Ramadhan secara ruhiah kita telah dilatih untuk meningkatkan ketundukan atau ketaatan itu. Lihat saja, pada bulan biasa kita boleh makan dan minum pada siang hari. Namun, pada bulan Ramadhan semua itu dilarang dan ternyata bisa dilakukan. Artinya, dengan kemahuan yang besar, sesungguhnya melaksanakan hukum Allah atau syariah Islam itu tidak sulit. Jika puasa Ramadhan dihayati benar, selepas bulan Ramadhan setiap Muslim memang mestinya menjadi lebih bertakwa. Artinya, lebih gigih melaksanakan syariah Islam, melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan. Nah, semangat yang berakar pada ketakwaan kepada Allah Swt. seperti inilah yang harus terus dijaga sehingga setiap Muslim tidak akan rela melihat kemaksiatan di tengah-tengah masyarakat dengan melakukan dakwah untuk kemuliaan Islam.
No comments:
Post a Comment